Minggu, 27 Mei 2018

TAHAP TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PADA USIA SEKOLAH MENENGAH (SMA/MA)

                        TUGAS  9
                                                                  SABTU, 19  MEI  2018


NAMA: BAIQ HERNAWATI
NIM: E1B017009
NO.HP: 085238957116
E-MAIL: baiq.hernawati288@gmail.com
BLOG: baiqhernawati.blogspot.co.id


      TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PADA USIA SEKOLAH MENENGAH (SMA/MA)
     Perkembangan siswa dapat digambarkan dalam tiga periode (semiawan, 2001), yaitu periode progresif (usia 0-20 tahun), stabil (21-65 tahun), dan regresif (66-80 tahun). Siswa SMA berkisar pada usia 16-19 tahun .
    Sarwono seorang ahli mengatakan bahwa dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahap perkembangan remaja yaitu:
-Remaja awal  (10-12 tahun)
-Remaja madya (13-15 tahun)
-Remaja akhir (16-19 tahun)
      Perkembangan tahapan peserta didik pada masa usia sekolah menengah atas (SMA).Disini saya mengambil satu tahapan yaitu, tahap remaja akhir (16-19 tahun), karena disini tahap remaja akhir sangat berkaitan dengan perkembangan peserta didik diusia sekolah menengah atas (SMA).
-Remaja akhir (16-19 tahun)
       Ciri-cirinya:
1.Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
       Artinya disini, mereka menampakkan dirinya bahwa mereka bukn anak kecil lagi yang diatur sama orang tua maupun orang lain, disini mereka bisa menemukan kebebasan diri mereka.
2.Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
        Maksudnya disini, remaja pada masa ini lebih selektif dalam mencari teman karena sudah mampu memilih teman, mana teman yang baik dan mana yang tidak baik.
3.Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhdap dirinya
       Maksudnya, mereka memiliki gambaran tentang kehidupan mereka, sehingga mereka bisa mengerti tentang keadaan yang sedang dihadapinya serta peranan yang ia lakukan.
4.Dapat mewujudkan perasaan cinta
        Disini, mereka bisa mengerti apa itu cinta dan dapat mewujudkan perasaan cinta yang mendalam terhadap lawan jenisnya.
5.Memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak
        Maksudnya disini, mereka sudah mampu berkhayal atau mengkhayalkan sesuatu yang terlintas dipikiran mereka, dan mempunyai pemikiran yang abstrak /tidak nyata.  

Kamis, 17 Mei 2018

TAHAP-TAHAP PERKEMNANGAN PESERTA DIDIK PADA USIA SEKOLAH MENENGAH (SMP/MTS)

TUGAS 8
SABTU, 11 MEI 2018

NAMA: BAIQ HERNAWATI
NIM: E1B017009
NO.HP: 085238957116
E-MAIL: baiq.hernawati288@gmail.com
BLOG: baiqhernawati.blogspot.co.id


      TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PADA USIA SEKOLAH MENENGAH (SMP/MTS)
         Perkembangan siswa dapat digambarkan dalam tiga periode (semiawan, 2001), yaitu periode progresif (usia 0-20 tahun), stabil (21-65 tahun), dan regresif (umur 66-80 tahun). Siswa SMP berkisar pada usia 12-15 tahun yang dalam periodesasi tersebut termasuk pada periode progresif. Periode ini ditandai peningkatan dan kemajuan (progress) dalam berbagai kemampuan.
1.Tahap perkembangan peserta didik pada periode progresif
          Anak lebih dominan dorongan untuk tumbuh dan berkembangan (self generated) dibandingkan dengan dorongan untuk bertahan (self sustaining). Anak dalam periode ini ditandai dengan perkembangan fisik yang begitu cepat, kematangan emosional, intelektual, sosial, maupun perkembangan bakat dan kreativitas.
    Sarwono  seorang ahli mengatakan bahwa dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahap perkembangan remaja yaitu:
-Remaja awal (10-12 tahun)
-Remaja madya (13-15 tahun)
-Remaja akhir (16-19 tahun)
      Perkembangan tahapan peserta didik pada masa usia sekolah menengah pertama (SMP) saya mengambil dua tahapan yaitu tahap remaja awal (10-12 thn) dan tahap remaja madya (13-15 thn).
-Tahap remaja awal (10-12 tahun)
     Ciri-Cirinya:
  -tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
  -tampak dan merasa ingin bebas.
  -tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir dan khayal (abstrak).
-Tahap remaja madya/tengah (13-15 tahun)
     Ciri-Cirinya:
  -tampak dan merasa ingin mencari identitas diri.
  -adanya keinginan untuk berkencan atau tertarik pada lawan jenis.
  -timbul perasaan cinta yang mendalam.
2.Tahap perkembangan peserta didik secara fisik
          Secara fisik terkait dengan perubahan hormonal dan perubahan tubuh. Perubahan ini lebih awal pada perempuan dari pada laki-laki. Tiga ciri perubahan tubuh yang paling menonjol pada perempuan adalah: (1) pertambahan tinggi badan yang cepat, (2) menarche, pertumbuhan buah dada, (3) pertumbuhan rambut kemaluan. Tiga perubahan tubuh yang paling menonjol pada laki-laki adalah: (1) pertambahan tinggi badan yang cepat, (2) pertumbuhan penis, pertumbuhan testis, dan (3) pertumbuhan rambut kemaluan.
3.Tahap perkembangan peserta didik dilihat dari perkembangan sosial dan emosional
          Secara rinci perkembangan sosial dan emosional dapat dijelaskan sebagai berikut:
-pada masa ini perasaan remaja sangat peka, remaja mengalami badai dan topan dalam kehidupan perasaan dan emosinya.
-perkembangan sikap dan moral yang menonjol terutama menjelang akhir masa remaja . Organ-organ seks yang telah matang menyebabkan remaja mendekati lawan seks.
-konflik orang tua remaja masa awal remaja adalah suatu periode ketika konflik dengan orang tua meningkat . Peningkatan ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor: perubahan biologis  pubertas, kognitif, peningkatan idealisme dan penalaran logis, perubahan sosial yang berfokus pada kemandirian dan identitas, perubahaan  kebijaksanaan pada orang tua.

Jumat, 04 Mei 2018

SISWA USIA SD/MI MELIPUTI: A.PERKEMBANGAN FISIK, B.PERKEMBANGAN INTELEKTUAL, C.PERKEMBANGAN EMOSI, D.PERKEMBANGAN SOSIAL DAN MORAL, E.IMPLIKASI PADA PENDIDIKAN ( PERAN UNTUK MEMBIMBING SISWA USIA SD/MI

TUGAS KETUJUH
                                                                    SABTU, 05  MEI  2018
NAMA: BAIQ HERNAWATI
NIM: E1B017009
NO.HP: 085238957116
E-MAIL:baiq.hernawati288@gmail.com
BLOG: baiqhernawati.blogspot.co.id


SISWA USIA SD/MI, MELIPUTI: A. PERKEMBANGAN FISIK, B. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL, C. PERKEMBANGAN EMOSI, D. PERKEMBANGAN SOSIAL DAN MORAL, E. IMPLIKASI PADA PENDIDIKAN (PERAN GURU UNTUK MEMBIMBING SISWA USIA SD/MI)

A.PERKEMBANGAN FISIK
         Usia 7 hingga 11  atau  12 tahun merupakan usia remaja awal. Mereka ini umumnya sedang menjalani pendidikan pada jenjang sekolah dasar. Usia awal memasuki sekolah dasar bervariasi dibanyak negara, mulai dari 5 tahun hingga 7 tahun. Bagi anak yang memasuki usia sekolah dasar pada usia 6 tahun, dengan perjalanan yang normal dia akan menyelesaikan pendidikan jenjang ini pada usia 12 tahun. Banyak orang membagi anak usia remaja awal ini menjadi dua, yaitu ‘’kanak-kanak tengah’’ tengah (usia 7-9 tahun) dan periode kanak-kanak tengah akhir (usia 10-11 tahun). Seperti bayi, balita, dan anak-anak prasekolah, anak-anak usia ini lebih cepat tumbuh baik secara fisik maupun kognitif, meskipun pertumbuhannya lebih lambat daripada anak usia dini.
B.PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
     a.Perkembangan Kognitif
          Menurut piaget anak usia antara 5-7 tahun memasuki tahap operasi konkret (concrete operations) yaitu pada waktu anak dapat berfikir secara logik mengenai segala sesuatu. Pada umumnya mereka pada tahap ini sampai kira-kira 11 tahun.
    b.Berfikir Operasional
          Melakukan berbagai bentuk operasional yaitu kemampuan aktivitas mental sebagai kebalikan dari aktivitas jasmani. Pada tahap operasional konkret anak-anak sudah mulai bekerja dengan angka-angka, mengetahui konsep-konsep waktu dan ruang dapat membedakan kenyataan dengan hal-hal yang bersifat fantasi.
    c.Konservasi
              Konservasi adalah salah satu kemampuan yang penting yang dapat mengembangkan berbagai opemasi pada tahap konkret. Dengan kata lain konservasi adalah kemampuan untuk mengenal atau mengetahui bahwa dua bilangan yang sama akan tetap dalam substansi berat atu volume selama tidak ditambah atau dikurangi.
C.PERKEMBANGAN EMOSI
         Pada masa anak sekolah dasar (school age), pada masa ini ia pada umumnya mulai dituntut untuk dapat mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu dengan baik bahkan sempurna. Kemampuan melakukan hal-hal tersebut menumbuhkan kepercayaan atas kecakapannya menyelesaikan sesuatu tugas. Kalau tidak pada akan tumbuh/menimbulkan perasaan rendah diri (inferiority) yang akan dibawanya pada taraf perkembangan selanjutnya. Pada masa ini anak usia SD mulai mengalami ketidak senangan berdiferensiasi didalam rasa malu cemas dan kecewa sedangkan kesenangan, berdiferensiasi kedalam harapan dan kasih orang. Oleh karena itu, tidak heran kalau terdapat siswa-siswi yang membenci atau menyayangi guru atau bidang studi tertentu, bergantung pada kemampuan guru untuk menyelenggarakan conditioning reinforcement aspek-aspek emosional.
D.PERKEMBANGAN SOSIAL DAN MORAL
         Perilaku moral berarti perilaku yang menyesuaikan dengan kode moral dari kelompok ssialnya. Moral berasal dari bahasa latin: mores berarti tatakrama atau kebiasaan. Perilaku moral dikendalikan oleh konsep moral, yakni aturan-aturan dalam bertingkah laku, dimana anggota masyarakat berperilaku sesuai dengan pola perilaku yang diharapkan oleh masyarakatnya, sedangkan perilaku immoral adalah perilaku yang gagal menyesuaikan pada harapan sosial. Perilaku tersebut tidak dapat diterima oleh norma-norma soial. Perilaku unmoral adalah perilaku yang tidak menghiraukan harapan dari kelompok sosialnya. Perilaku ini cenderung terlihat pada kanak-kanak.
E.IMPLIKASI PADA PEDIDIKAN
       Untuk mengembangkan moral dan spiritual, pendidikan sekolah formal yang dituntut untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan moral dan spiritual merek. Sehingga mereka dapat menjadi manusia yang moralis dan religius. Sejatinya, pendidikan tidak boleh menghasilkan manusia bermental benalu dalam masyarakat, yakni lulusan pendidikan formal yang hanya menggantungkan hidup pada pekerjaan formal semata. Pendidikan selayaknya menanamkan kemandirian, kerja keras dan kreatifitas yang dapat membekali manusianya agar bisa survive dan berguna dalam masyarakat.
PERAN GURU UNTUK MEMBIMBING SISWA USIA SD/MI
-Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
-Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berfikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
-Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan penyesuaian dengan usia dan tahapan tugas peserta didik.
-Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi) agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajaran yang diterimanya.









SISWA USIA SD MELIPUTI: A.PERKEMBANGAN FISIK, B.PERKEMBANGAN INTELEKTUAL, C.PERKEMBANGAN EMOSI, D.PERKEMBANGAN SOSIAL DAN MORAL, E. IMPLIKASI PADA PENDIDIKAN (PERAN GURU UNTUK MEMBIMBING SISWA USIA SD/MI)

TUGAS KETUJUH
                                                                    SABTU, 05  MEI  2018
NAMA: BAIQ HERNAWATI
NIM: E1B017009
NO.HP: 085238957116
E-MAIL:baiq.hernawati288@gmail.com
BLOG: baiqhernawati.blogspot.co.id


SISWA USIA SD/MI, MELIPUTI: A. PERKEMBANGAN FISIK, B. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL, C. PERKEMBANGAN EMOSI, D. PERKEMBANGAN SOSIAL DAN MORAL, E. IMPLIKASI PADA PENDIDIKAN (PERAN GURU UNTUK MEMBIMBING SISWA USIA SD/MI)

A.PERKEMBANGAN FISIK
         Usia 7 hingga 11  atau  12 tahun merupakan usia remaja awal. Mereka ini umumnya sedang menjalani pendidikan pada jenjang sekolah dasar. Usia awal memasuki sekolah dasar bervariasi dibanyak negara, mulai dari 5 tahun hingga 7 tahun. Bagi anak yang memasuki usia sekolah dasar pada usia 6 tahun, dengan perjalanan yang normal dia akan menyelesaikan pendidikan jenjang ini pada usia 12 tahun. Banyak orang membagi anak usia remaja awal ini menjadi dua, yaitu ‘’kanak-kanak tengah’’ tengah (usia 7-9 tahun) dan periode kanak-kanak tengah akhir (usia 10-11 tahun). Seperti bayi, balita, dan anak-anak prasekolah, anak-anak usia ini lebih cepat tumbuh baik secara fisik maupun kognitif, meskipun pertumbuhannya lebih lambat daripada anak usia dini.
B.PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
     a.Perkembangan Kognitif
          Menurut piaget anak usia antara 5-7 tahun memasuki tahap operasi konkret (concrete operations) yaitu pada waktu anak dapat berfikir secara logik mengenai segala sesuatu. Pada umumnya mereka pada tahap ini sampai kira-kira 11 tahun.
    b.Berfikir Operasional
          Melakukan berbagai bentuk operasional yaitu kemampuan aktivitas mental sebagai kebalikan dari aktivitas jasmani. Pada tahap operasional konkret anak-anak sudah mulai bekerja dengan angka-angka, mengetahui konsep-konsep waktu dan ruang dapat membedakan kenyataan dengan hal-hal yang bersifat fantasi.
    c.Konservasi
              Konservasi adalah salah satu kemampuan yang penting yang dapat mengembangkan berbagai opemasi pada tahap konkret. Dengan kata lain konservasi adalah kemampuan untuk mengenal atau mengetahui bahwa dua bilangan yang sama akan tetap dalam substansi berat atu volume selama tidak ditambah atau dikurangi.
C.PERKEMBANGAN EMOSI
         Pada masa anak sekolah dasar (school age), pada masa ini ia pada umumnya mulai dituntut untuk dapat mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu dengan baik bahkan sempurna. Kemampuan melakukan hal-hal tersebut menumbuhkan kepercayaan atas kecakapannya menyelesaikan sesuatu tugas. Kalau tidak pada akan tumbuh/menimbulkan perasaan rendah diri (inferiority) yang akan dibawanya pada taraf perkembangan selanjutnya. Pada masa ini anak usia SD mulai mengalami ketidak senangan berdiferensiasi didalam rasa malu cemas dan kecewa sedangkan kesenangan, berdiferensiasi kedalam harapan dan kasih orang. Oleh karena itu, tidak heran kalau terdapat siswa-siswi yang membenci atau menyayangi guru atau bidang studi tertentu, bergantung pada kemampuan guru untuk menyelenggarakan conditioning reinforcement aspek-aspek emosional.
D.PERKEMBANGAN SOSIAL DAN MORAL
         Perilaku moral berarti perilaku yang menyesuaikan dengan kode moral dari kelompok ssialnya. Moral berasal dari bahasa latin: mores berarti tatakrama atau kebiasaan. Perilaku moral dikendalikan oleh konsep moral, yakni aturan-aturan dalam bertingkah laku, dimana anggota masyarakat berperilaku sesuai dengan pola perilaku yang diharapkan oleh masyarakatnya, sedangkan perilaku immoral adalah perilaku yang gagal menyesuaikan pada harapan sosial. Perilaku tersebut tidak dapat diterima oleh norma-norma soial. Perilaku unmoral adalah perilaku yang tidak menghiraukan harapan dari kelompok sosialnya. Perilaku ini cenderung terlihat pada kanak-kanak.
E.IMPLIKASI PADA PEDIDIKAN
       Untuk mengembangkan moral dan spiritual, pendidikan sekolah formal yang dituntut untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan moral dan spiritual merek. Sehingga mereka dapat menjadi manusia yang moralis dan religius. Sejatinya, pendidikan tidak boleh menghasilkan manusia bermental benalu dalam masyarakat, yakni lulusan pendidikan formal yang hanya menggantungkan hidup pada pekerjaan formal semata. Pendidikan selayaknya menanamkan kemandirian, kerja keras dan kreatifitas yang dapat membekali manusianya agar bisa survive dan berguna dalam masyarakat.
PERAN GURU UNTUK MEMBIMBING SISWA USIA SD/MI
-Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
-Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berfikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
-Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan penyesuaian dengan usia dan tahapan tugas peserta didik.
-Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi) agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajaran yang diterimanya.









Rabu, 18 April 2018

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PSIKO-FISIK PESERTA DIDIK DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH MENCAKUP; (A) PERKEMBANGAN FISIK DAN MOTORIK (B) KOGNITIF (C) BAHASA (D) SOSIO-EMOSIONAL (E) MORAL DAN RELIGI

                                                                     TUGAS TUGAS KEENAM
                                                              SABTU,  21  SABTU, 21 APRIL  2018

NAMA: BAIQ HERNAWATI
NIM: E1B017009
NO.HP: 085238957116
E-MAIL: baiq.hernawati288@gmail.com
BLOG: baiqhernawati.blogspot.co.id


KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PSIKO-FISIK PESERTA DIDIK DI TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH, MENCAKUP (A) PERKEMBANGAN FISIK DAN MOTORIK, (B) KOGNITIF, (C) BAHASA, (D) SOSIO-EMOSIONAL, (E) MORAL DAN RELIGI
1.Pengertian Perkembangan Psiko-fisik
        Perkembangan  ialah proses  perubahan  kualitatif  yang  mengacu  pada  mata fungsi organ-organ jasmaniah, bukan organ-organ jasmaniahnya itu sendiri. Penekanan arti perkembangan itu terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang di sandang oleh organ-organ fisik, perkembangan akan berlanjut terus hingga manusia mengakhiri hayatnya.
  A.Perkembangan Fisik dan Motorik
        1. Perkembangan Fisik
            Masa perkembangan pada remaja dimulai dari masa puber, umur 12-14 tahun. Masa puber atau permulaan pada remaja adalah suatu masa saat perkembangan fisik dan intelektual berkembang secara cepat. Pertengahan masa remaja merupakan masa yang lebih stabil untuk menyesuaikan diri dan berintegrasi dengan perubahan . Pubertas adalah suatu rangkaian perubahan fisik yang membuat organisme secara matang mampu berproduksi. Anak yang mengalami puber awal akan mengalami perbedaan dengan puber akhir, dalam penampakan luar karena perubahan tinggi, proporsi tubuh, dan adanya tanda-tanda perkembangan seksual pertama dan kedua. Wakt dan kecepatan tiap-tiap anak perempuan mengalami perubahan 1 sampai 2 tahun lebih awal dari pada anak laki-laki.
     2. Perkembangan Motorik
Ketika anak memasuki usia SMP, sebenarnya ia telah memiliki kemampuan motorik dasar, baik motorik kasar dan  motorik halus sebagai modal utama dalam  mengikuti  aktivitas di sekolah,  pada usia ini kekuatan otot anak  akan berlipat  ganda seiriing dengan berjalannya waktu dan  semakin banyaknya jumlah sel otot baru yang terbentuk, pada anak laki-laki, sel-sel otot  baru yang dibentuk jumlahnya lebih banyak dari pada anak perempuan, sehingga tidak heran kalau anak laki-laki biasanya lebih kuat  dibandingkan dengan anak perempuan. Oleh karena itu, keterampilan  motorik halus yang telah dimilikinya akan  terus  meningkat dan  lebih  spesifik.
  B. Perkembangan Kognitif
         Piaget, seorang ahli psikologi kognitif, mengemukakan empat tahapan perkembangan kognitif individu, yaitu:
a.Tahap  Sensori-Motor (0-2)
       Inteligensi sensori-motor dipandang sebagai inteligensi praktis (practical intelligence), yang berfaedah untuk belajar berbuat terhadap lingkungaannya sebelum mampu berfikir mengenai apa yang sedang ia perbuat. Inteligensi individu pada tahap ini masih bersifat primitif, namun merupakan inteligensi dasar yang amat berarti untuk menjadi fundasi tipe-tipe inteligensi tertentu yang akan dimiliki anak kelak.
b.Tahap Pra-Operasional (2-7)
       Pada tahapan ini periode ditandai oleh adanya egosentris serta pada periode ini memungkinkan anak untuk mengembangkan diferred-imitation, insight learning dan kemampuan berbahasa, dengan menggunakan kata-kata yang benar serta mampu mengekspresikan kalimat-kalimat pendek tetapi efektif.
c.Tahap Konkret-Operasional (7-11)
       Pada periode ditandai oleh adanya tambahan kemampuan yang disebut system of operation (satuan langkah berfikir) yang bermanfaat untuk mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam pemikirannya sendiri. Pada periode ini anak baru berfikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret.
d.Tahap Formal-Operasional (11-Dewasa)
      Pada periode ini seorang remaja telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara simultan maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif yaitu:
-Kapasitas menggunakan hipotesis; kemampuan berfikir mengenai sesuatu khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang dia respons dan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak.
-Kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak; kemampuan untuk mempelajari materi-materi pelajaran yang abstrak secara luas dan mendalam.
 C.Bahasa
         Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang ia telah belajar banyak dari lingkungan, dan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang berkembang didalam keluarga atau bahasa ibu.
    Dari penjelasan  diatas, dapat disimpulkan bahwa bahasa remaja sangat dipengaruhi oleh pergaulan dengan sesamanya. Oleh karena itu, peran lingkungan keluarga dan sekolah sangat dibutuhkan agar terdapat keseimbangan diantaranya.
  D.Sosio-Emosional
          Tahapan perkembangan moral adalah ukuran dari tinggi rendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya. Tahap-tahap perkembangan moral menurut Lawrence Kohlberg:
-Pra-Konvensional
    Tahap pra-konvensional dari pealaran moral umumnya pada anak-anak, walaupun orang dewasa juga dapat menunjukkan penalaran dalam tahap ini. Tingkat pra-konvensional terdiri dari dua tahapan awal dalam perkembangan moral, dan murni melihat diri dalam bentuk egosentris.
-Konvensional
     Tahap konvensional umumnya ada pada remaja atau dewasa. Orang yang ada pada tahap ini menilai moralitas dari suatu tindakan dengan membandingkannya dengan pandangan dan harapan masyarakat.
-Pasca-Konvensional
      Pada tahap pasca-konvensional, juga dapat dikenal sebagai tingkat yang berprinsip. Kenyataan bahwa individu-individu adalah entitas yang terpisah dari masyarakat kini menjadi semakin jelas. Perspektif seseorang harus dilihat sebelum perspektif masyarakat.
  E.Moral dan Religi
    1.Moral
        Perkembangan moral seorang anak banyak dipengaruhi oleh lingkungannya. Terutama dipengaruhi oleh orang tuanya sebagai berikut:
 a.Konsisten dalam mendidik anak
      Ayah dan ibu harus memiliki sikap dan perlakuan yang sama dalam membolehkan atau melarang anak tingkah laku tertentu kepada anaknya.
 b.Sikap orang tua dalam keluarga
     Memiliki sikap yang penuh kasih sayang, keterbukaan, musyawarah (dialogis) yang sebaiknya harus dimiliki oleh orang tua.
 c.Penghayatan dan pengalaman agama yang dianut
      Orang tua merupakan teladan (panutan) bagi anak, termasuk panutan dalam mengamalkan ajaran agama, maka anak akan mengalami perkembangan moral yang baik.
 d.Sikap konsisten orang tua dalam menerapkan norma
     Apabila orang tua mengajarkan kepada anak  agar berprilaku jujur, bertutur kata yang sopan, bertanggung jawab atau taat beragama, tetapi orang tua sendiri menampilkan prilaku sebaliknya, maka anak akan mengalami konflik pada dirinya dan akan menggunakan ketidak konsistenan orang tua itu sebagai alasan untuk tidak melakukan apa yang diinginkan orang tuanya, bahkan mungkin dia akan berprilaku seperti orang tuanya.
   2.Religi
        Masa remaja adalah masa bergejolaknya bermacam-macam perasaan yang kadang-kadang bertentangan antara satu sama lain, kondisi ini menyebabkan terjadinya perubahan emosi yang begitu cepat dalam diri seorang remaja. Misalnya; ketidak stabilan perasaan remaja kepada Tuhan atau agama. Fitrah beragamamerupakan disposisi (kemampuan dasar) yang kemungkinan berpeluang untuk berkembang. Namun, mengenai arah dan kualitas perkembangan beragama remaja sangat bergantung kepada proses pendidikan yang diterimanya, jiwa beragama atau kesadaran beragama merujuk kepada aspek rohaniah individu yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah yang direfleksikan kedalam peribadatan kepadanya. Kebutuhan remaja akan Allah kadang-kadang tidak terasa ketika remaja dalam keadaan bahagia, aman, dan tentram. Sebaliknya Allah sangat dibutuhkan ketika remaja dalam keadaan sedih, gelisah, takut akan kegelapan, dan merasa berdosa. Jadi, perasaan remaja pada agama bersifat  ambivalensi. Kadang-kadang sangat cinta dan percaya pada Tuhan tetapi, sering juga berubah menjadi acuh tak acuh.