Minggu, 27 Mei 2018

TAHAP TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PADA USIA SEKOLAH MENENGAH (SMA/MA)

                        TUGAS  9
                                                                  SABTU, 19  MEI  2018


NAMA: BAIQ HERNAWATI
NIM: E1B017009
NO.HP: 085238957116
E-MAIL: baiq.hernawati288@gmail.com
BLOG: baiqhernawati.blogspot.co.id


      TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PADA USIA SEKOLAH MENENGAH (SMA/MA)
     Perkembangan siswa dapat digambarkan dalam tiga periode (semiawan, 2001), yaitu periode progresif (usia 0-20 tahun), stabil (21-65 tahun), dan regresif (66-80 tahun). Siswa SMA berkisar pada usia 16-19 tahun .
    Sarwono seorang ahli mengatakan bahwa dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahap perkembangan remaja yaitu:
-Remaja awal  (10-12 tahun)
-Remaja madya (13-15 tahun)
-Remaja akhir (16-19 tahun)
      Perkembangan tahapan peserta didik pada masa usia sekolah menengah atas (SMA).Disini saya mengambil satu tahapan yaitu, tahap remaja akhir (16-19 tahun), karena disini tahap remaja akhir sangat berkaitan dengan perkembangan peserta didik diusia sekolah menengah atas (SMA).
-Remaja akhir (16-19 tahun)
       Ciri-cirinya:
1.Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
       Artinya disini, mereka menampakkan dirinya bahwa mereka bukn anak kecil lagi yang diatur sama orang tua maupun orang lain, disini mereka bisa menemukan kebebasan diri mereka.
2.Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
        Maksudnya disini, remaja pada masa ini lebih selektif dalam mencari teman karena sudah mampu memilih teman, mana teman yang baik dan mana yang tidak baik.
3.Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhdap dirinya
       Maksudnya, mereka memiliki gambaran tentang kehidupan mereka, sehingga mereka bisa mengerti tentang keadaan yang sedang dihadapinya serta peranan yang ia lakukan.
4.Dapat mewujudkan perasaan cinta
        Disini, mereka bisa mengerti apa itu cinta dan dapat mewujudkan perasaan cinta yang mendalam terhadap lawan jenisnya.
5.Memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak
        Maksudnya disini, mereka sudah mampu berkhayal atau mengkhayalkan sesuatu yang terlintas dipikiran mereka, dan mempunyai pemikiran yang abstrak /tidak nyata.  

Kamis, 17 Mei 2018

TAHAP-TAHAP PERKEMNANGAN PESERTA DIDIK PADA USIA SEKOLAH MENENGAH (SMP/MTS)

TUGAS 8
SABTU, 11 MEI 2018

NAMA: BAIQ HERNAWATI
NIM: E1B017009
NO.HP: 085238957116
E-MAIL: baiq.hernawati288@gmail.com
BLOG: baiqhernawati.blogspot.co.id


      TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PADA USIA SEKOLAH MENENGAH (SMP/MTS)
         Perkembangan siswa dapat digambarkan dalam tiga periode (semiawan, 2001), yaitu periode progresif (usia 0-20 tahun), stabil (21-65 tahun), dan regresif (umur 66-80 tahun). Siswa SMP berkisar pada usia 12-15 tahun yang dalam periodesasi tersebut termasuk pada periode progresif. Periode ini ditandai peningkatan dan kemajuan (progress) dalam berbagai kemampuan.
1.Tahap perkembangan peserta didik pada periode progresif
          Anak lebih dominan dorongan untuk tumbuh dan berkembangan (self generated) dibandingkan dengan dorongan untuk bertahan (self sustaining). Anak dalam periode ini ditandai dengan perkembangan fisik yang begitu cepat, kematangan emosional, intelektual, sosial, maupun perkembangan bakat dan kreativitas.
    Sarwono  seorang ahli mengatakan bahwa dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahap perkembangan remaja yaitu:
-Remaja awal (10-12 tahun)
-Remaja madya (13-15 tahun)
-Remaja akhir (16-19 tahun)
      Perkembangan tahapan peserta didik pada masa usia sekolah menengah pertama (SMP) saya mengambil dua tahapan yaitu tahap remaja awal (10-12 thn) dan tahap remaja madya (13-15 thn).
-Tahap remaja awal (10-12 tahun)
     Ciri-Cirinya:
  -tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
  -tampak dan merasa ingin bebas.
  -tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir dan khayal (abstrak).
-Tahap remaja madya/tengah (13-15 tahun)
     Ciri-Cirinya:
  -tampak dan merasa ingin mencari identitas diri.
  -adanya keinginan untuk berkencan atau tertarik pada lawan jenis.
  -timbul perasaan cinta yang mendalam.
2.Tahap perkembangan peserta didik secara fisik
          Secara fisik terkait dengan perubahan hormonal dan perubahan tubuh. Perubahan ini lebih awal pada perempuan dari pada laki-laki. Tiga ciri perubahan tubuh yang paling menonjol pada perempuan adalah: (1) pertambahan tinggi badan yang cepat, (2) menarche, pertumbuhan buah dada, (3) pertumbuhan rambut kemaluan. Tiga perubahan tubuh yang paling menonjol pada laki-laki adalah: (1) pertambahan tinggi badan yang cepat, (2) pertumbuhan penis, pertumbuhan testis, dan (3) pertumbuhan rambut kemaluan.
3.Tahap perkembangan peserta didik dilihat dari perkembangan sosial dan emosional
          Secara rinci perkembangan sosial dan emosional dapat dijelaskan sebagai berikut:
-pada masa ini perasaan remaja sangat peka, remaja mengalami badai dan topan dalam kehidupan perasaan dan emosinya.
-perkembangan sikap dan moral yang menonjol terutama menjelang akhir masa remaja . Organ-organ seks yang telah matang menyebabkan remaja mendekati lawan seks.
-konflik orang tua remaja masa awal remaja adalah suatu periode ketika konflik dengan orang tua meningkat . Peningkatan ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor: perubahan biologis  pubertas, kognitif, peningkatan idealisme dan penalaran logis, perubahan sosial yang berfokus pada kemandirian dan identitas, perubahaan  kebijaksanaan pada orang tua.

Jumat, 04 Mei 2018

SISWA USIA SD/MI MELIPUTI: A.PERKEMBANGAN FISIK, B.PERKEMBANGAN INTELEKTUAL, C.PERKEMBANGAN EMOSI, D.PERKEMBANGAN SOSIAL DAN MORAL, E.IMPLIKASI PADA PENDIDIKAN ( PERAN UNTUK MEMBIMBING SISWA USIA SD/MI

TUGAS KETUJUH
                                                                    SABTU, 05  MEI  2018
NAMA: BAIQ HERNAWATI
NIM: E1B017009
NO.HP: 085238957116
E-MAIL:baiq.hernawati288@gmail.com
BLOG: baiqhernawati.blogspot.co.id


SISWA USIA SD/MI, MELIPUTI: A. PERKEMBANGAN FISIK, B. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL, C. PERKEMBANGAN EMOSI, D. PERKEMBANGAN SOSIAL DAN MORAL, E. IMPLIKASI PADA PENDIDIKAN (PERAN GURU UNTUK MEMBIMBING SISWA USIA SD/MI)

A.PERKEMBANGAN FISIK
         Usia 7 hingga 11  atau  12 tahun merupakan usia remaja awal. Mereka ini umumnya sedang menjalani pendidikan pada jenjang sekolah dasar. Usia awal memasuki sekolah dasar bervariasi dibanyak negara, mulai dari 5 tahun hingga 7 tahun. Bagi anak yang memasuki usia sekolah dasar pada usia 6 tahun, dengan perjalanan yang normal dia akan menyelesaikan pendidikan jenjang ini pada usia 12 tahun. Banyak orang membagi anak usia remaja awal ini menjadi dua, yaitu ‘’kanak-kanak tengah’’ tengah (usia 7-9 tahun) dan periode kanak-kanak tengah akhir (usia 10-11 tahun). Seperti bayi, balita, dan anak-anak prasekolah, anak-anak usia ini lebih cepat tumbuh baik secara fisik maupun kognitif, meskipun pertumbuhannya lebih lambat daripada anak usia dini.
B.PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
     a.Perkembangan Kognitif
          Menurut piaget anak usia antara 5-7 tahun memasuki tahap operasi konkret (concrete operations) yaitu pada waktu anak dapat berfikir secara logik mengenai segala sesuatu. Pada umumnya mereka pada tahap ini sampai kira-kira 11 tahun.
    b.Berfikir Operasional
          Melakukan berbagai bentuk operasional yaitu kemampuan aktivitas mental sebagai kebalikan dari aktivitas jasmani. Pada tahap operasional konkret anak-anak sudah mulai bekerja dengan angka-angka, mengetahui konsep-konsep waktu dan ruang dapat membedakan kenyataan dengan hal-hal yang bersifat fantasi.
    c.Konservasi
              Konservasi adalah salah satu kemampuan yang penting yang dapat mengembangkan berbagai opemasi pada tahap konkret. Dengan kata lain konservasi adalah kemampuan untuk mengenal atau mengetahui bahwa dua bilangan yang sama akan tetap dalam substansi berat atu volume selama tidak ditambah atau dikurangi.
C.PERKEMBANGAN EMOSI
         Pada masa anak sekolah dasar (school age), pada masa ini ia pada umumnya mulai dituntut untuk dapat mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu dengan baik bahkan sempurna. Kemampuan melakukan hal-hal tersebut menumbuhkan kepercayaan atas kecakapannya menyelesaikan sesuatu tugas. Kalau tidak pada akan tumbuh/menimbulkan perasaan rendah diri (inferiority) yang akan dibawanya pada taraf perkembangan selanjutnya. Pada masa ini anak usia SD mulai mengalami ketidak senangan berdiferensiasi didalam rasa malu cemas dan kecewa sedangkan kesenangan, berdiferensiasi kedalam harapan dan kasih orang. Oleh karena itu, tidak heran kalau terdapat siswa-siswi yang membenci atau menyayangi guru atau bidang studi tertentu, bergantung pada kemampuan guru untuk menyelenggarakan conditioning reinforcement aspek-aspek emosional.
D.PERKEMBANGAN SOSIAL DAN MORAL
         Perilaku moral berarti perilaku yang menyesuaikan dengan kode moral dari kelompok ssialnya. Moral berasal dari bahasa latin: mores berarti tatakrama atau kebiasaan. Perilaku moral dikendalikan oleh konsep moral, yakni aturan-aturan dalam bertingkah laku, dimana anggota masyarakat berperilaku sesuai dengan pola perilaku yang diharapkan oleh masyarakatnya, sedangkan perilaku immoral adalah perilaku yang gagal menyesuaikan pada harapan sosial. Perilaku tersebut tidak dapat diterima oleh norma-norma soial. Perilaku unmoral adalah perilaku yang tidak menghiraukan harapan dari kelompok sosialnya. Perilaku ini cenderung terlihat pada kanak-kanak.
E.IMPLIKASI PADA PEDIDIKAN
       Untuk mengembangkan moral dan spiritual, pendidikan sekolah formal yang dituntut untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan moral dan spiritual merek. Sehingga mereka dapat menjadi manusia yang moralis dan religius. Sejatinya, pendidikan tidak boleh menghasilkan manusia bermental benalu dalam masyarakat, yakni lulusan pendidikan formal yang hanya menggantungkan hidup pada pekerjaan formal semata. Pendidikan selayaknya menanamkan kemandirian, kerja keras dan kreatifitas yang dapat membekali manusianya agar bisa survive dan berguna dalam masyarakat.
PERAN GURU UNTUK MEMBIMBING SISWA USIA SD/MI
-Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
-Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berfikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
-Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan penyesuaian dengan usia dan tahapan tugas peserta didik.
-Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi) agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajaran yang diterimanya.









SISWA USIA SD MELIPUTI: A.PERKEMBANGAN FISIK, B.PERKEMBANGAN INTELEKTUAL, C.PERKEMBANGAN EMOSI, D.PERKEMBANGAN SOSIAL DAN MORAL, E. IMPLIKASI PADA PENDIDIKAN (PERAN GURU UNTUK MEMBIMBING SISWA USIA SD/MI)

TUGAS KETUJUH
                                                                    SABTU, 05  MEI  2018
NAMA: BAIQ HERNAWATI
NIM: E1B017009
NO.HP: 085238957116
E-MAIL:baiq.hernawati288@gmail.com
BLOG: baiqhernawati.blogspot.co.id


SISWA USIA SD/MI, MELIPUTI: A. PERKEMBANGAN FISIK, B. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL, C. PERKEMBANGAN EMOSI, D. PERKEMBANGAN SOSIAL DAN MORAL, E. IMPLIKASI PADA PENDIDIKAN (PERAN GURU UNTUK MEMBIMBING SISWA USIA SD/MI)

A.PERKEMBANGAN FISIK
         Usia 7 hingga 11  atau  12 tahun merupakan usia remaja awal. Mereka ini umumnya sedang menjalani pendidikan pada jenjang sekolah dasar. Usia awal memasuki sekolah dasar bervariasi dibanyak negara, mulai dari 5 tahun hingga 7 tahun. Bagi anak yang memasuki usia sekolah dasar pada usia 6 tahun, dengan perjalanan yang normal dia akan menyelesaikan pendidikan jenjang ini pada usia 12 tahun. Banyak orang membagi anak usia remaja awal ini menjadi dua, yaitu ‘’kanak-kanak tengah’’ tengah (usia 7-9 tahun) dan periode kanak-kanak tengah akhir (usia 10-11 tahun). Seperti bayi, balita, dan anak-anak prasekolah, anak-anak usia ini lebih cepat tumbuh baik secara fisik maupun kognitif, meskipun pertumbuhannya lebih lambat daripada anak usia dini.
B.PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
     a.Perkembangan Kognitif
          Menurut piaget anak usia antara 5-7 tahun memasuki tahap operasi konkret (concrete operations) yaitu pada waktu anak dapat berfikir secara logik mengenai segala sesuatu. Pada umumnya mereka pada tahap ini sampai kira-kira 11 tahun.
    b.Berfikir Operasional
          Melakukan berbagai bentuk operasional yaitu kemampuan aktivitas mental sebagai kebalikan dari aktivitas jasmani. Pada tahap operasional konkret anak-anak sudah mulai bekerja dengan angka-angka, mengetahui konsep-konsep waktu dan ruang dapat membedakan kenyataan dengan hal-hal yang bersifat fantasi.
    c.Konservasi
              Konservasi adalah salah satu kemampuan yang penting yang dapat mengembangkan berbagai opemasi pada tahap konkret. Dengan kata lain konservasi adalah kemampuan untuk mengenal atau mengetahui bahwa dua bilangan yang sama akan tetap dalam substansi berat atu volume selama tidak ditambah atau dikurangi.
C.PERKEMBANGAN EMOSI
         Pada masa anak sekolah dasar (school age), pada masa ini ia pada umumnya mulai dituntut untuk dapat mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu dengan baik bahkan sempurna. Kemampuan melakukan hal-hal tersebut menumbuhkan kepercayaan atas kecakapannya menyelesaikan sesuatu tugas. Kalau tidak pada akan tumbuh/menimbulkan perasaan rendah diri (inferiority) yang akan dibawanya pada taraf perkembangan selanjutnya. Pada masa ini anak usia SD mulai mengalami ketidak senangan berdiferensiasi didalam rasa malu cemas dan kecewa sedangkan kesenangan, berdiferensiasi kedalam harapan dan kasih orang. Oleh karena itu, tidak heran kalau terdapat siswa-siswi yang membenci atau menyayangi guru atau bidang studi tertentu, bergantung pada kemampuan guru untuk menyelenggarakan conditioning reinforcement aspek-aspek emosional.
D.PERKEMBANGAN SOSIAL DAN MORAL
         Perilaku moral berarti perilaku yang menyesuaikan dengan kode moral dari kelompok ssialnya. Moral berasal dari bahasa latin: mores berarti tatakrama atau kebiasaan. Perilaku moral dikendalikan oleh konsep moral, yakni aturan-aturan dalam bertingkah laku, dimana anggota masyarakat berperilaku sesuai dengan pola perilaku yang diharapkan oleh masyarakatnya, sedangkan perilaku immoral adalah perilaku yang gagal menyesuaikan pada harapan sosial. Perilaku tersebut tidak dapat diterima oleh norma-norma soial. Perilaku unmoral adalah perilaku yang tidak menghiraukan harapan dari kelompok sosialnya. Perilaku ini cenderung terlihat pada kanak-kanak.
E.IMPLIKASI PADA PEDIDIKAN
       Untuk mengembangkan moral dan spiritual, pendidikan sekolah formal yang dituntut untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan moral dan spiritual merek. Sehingga mereka dapat menjadi manusia yang moralis dan religius. Sejatinya, pendidikan tidak boleh menghasilkan manusia bermental benalu dalam masyarakat, yakni lulusan pendidikan formal yang hanya menggantungkan hidup pada pekerjaan formal semata. Pendidikan selayaknya menanamkan kemandirian, kerja keras dan kreatifitas yang dapat membekali manusianya agar bisa survive dan berguna dalam masyarakat.
PERAN GURU UNTUK MEMBIMBING SISWA USIA SD/MI
-Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
-Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berfikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
-Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan penyesuaian dengan usia dan tahapan tugas peserta didik.
-Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi) agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajaran yang diterimanya.









Rabu, 18 April 2018

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PSIKO-FISIK PESERTA DIDIK DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH MENCAKUP; (A) PERKEMBANGAN FISIK DAN MOTORIK (B) KOGNITIF (C) BAHASA (D) SOSIO-EMOSIONAL (E) MORAL DAN RELIGI

                                                                     TUGAS TUGAS KEENAM
                                                              SABTU,  21  SABTU, 21 APRIL  2018

NAMA: BAIQ HERNAWATI
NIM: E1B017009
NO.HP: 085238957116
E-MAIL: baiq.hernawati288@gmail.com
BLOG: baiqhernawati.blogspot.co.id


KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PSIKO-FISIK PESERTA DIDIK DI TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH, MENCAKUP (A) PERKEMBANGAN FISIK DAN MOTORIK, (B) KOGNITIF, (C) BAHASA, (D) SOSIO-EMOSIONAL, (E) MORAL DAN RELIGI
1.Pengertian Perkembangan Psiko-fisik
        Perkembangan  ialah proses  perubahan  kualitatif  yang  mengacu  pada  mata fungsi organ-organ jasmaniah, bukan organ-organ jasmaniahnya itu sendiri. Penekanan arti perkembangan itu terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang di sandang oleh organ-organ fisik, perkembangan akan berlanjut terus hingga manusia mengakhiri hayatnya.
  A.Perkembangan Fisik dan Motorik
        1. Perkembangan Fisik
            Masa perkembangan pada remaja dimulai dari masa puber, umur 12-14 tahun. Masa puber atau permulaan pada remaja adalah suatu masa saat perkembangan fisik dan intelektual berkembang secara cepat. Pertengahan masa remaja merupakan masa yang lebih stabil untuk menyesuaikan diri dan berintegrasi dengan perubahan . Pubertas adalah suatu rangkaian perubahan fisik yang membuat organisme secara matang mampu berproduksi. Anak yang mengalami puber awal akan mengalami perbedaan dengan puber akhir, dalam penampakan luar karena perubahan tinggi, proporsi tubuh, dan adanya tanda-tanda perkembangan seksual pertama dan kedua. Wakt dan kecepatan tiap-tiap anak perempuan mengalami perubahan 1 sampai 2 tahun lebih awal dari pada anak laki-laki.
     2. Perkembangan Motorik
Ketika anak memasuki usia SMP, sebenarnya ia telah memiliki kemampuan motorik dasar, baik motorik kasar dan  motorik halus sebagai modal utama dalam  mengikuti  aktivitas di sekolah,  pada usia ini kekuatan otot anak  akan berlipat  ganda seiriing dengan berjalannya waktu dan  semakin banyaknya jumlah sel otot baru yang terbentuk, pada anak laki-laki, sel-sel otot  baru yang dibentuk jumlahnya lebih banyak dari pada anak perempuan, sehingga tidak heran kalau anak laki-laki biasanya lebih kuat  dibandingkan dengan anak perempuan. Oleh karena itu, keterampilan  motorik halus yang telah dimilikinya akan  terus  meningkat dan  lebih  spesifik.
  B. Perkembangan Kognitif
         Piaget, seorang ahli psikologi kognitif, mengemukakan empat tahapan perkembangan kognitif individu, yaitu:
a.Tahap  Sensori-Motor (0-2)
       Inteligensi sensori-motor dipandang sebagai inteligensi praktis (practical intelligence), yang berfaedah untuk belajar berbuat terhadap lingkungaannya sebelum mampu berfikir mengenai apa yang sedang ia perbuat. Inteligensi individu pada tahap ini masih bersifat primitif, namun merupakan inteligensi dasar yang amat berarti untuk menjadi fundasi tipe-tipe inteligensi tertentu yang akan dimiliki anak kelak.
b.Tahap Pra-Operasional (2-7)
       Pada tahapan ini periode ditandai oleh adanya egosentris serta pada periode ini memungkinkan anak untuk mengembangkan diferred-imitation, insight learning dan kemampuan berbahasa, dengan menggunakan kata-kata yang benar serta mampu mengekspresikan kalimat-kalimat pendek tetapi efektif.
c.Tahap Konkret-Operasional (7-11)
       Pada periode ditandai oleh adanya tambahan kemampuan yang disebut system of operation (satuan langkah berfikir) yang bermanfaat untuk mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam pemikirannya sendiri. Pada periode ini anak baru berfikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret.
d.Tahap Formal-Operasional (11-Dewasa)
      Pada periode ini seorang remaja telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara simultan maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif yaitu:
-Kapasitas menggunakan hipotesis; kemampuan berfikir mengenai sesuatu khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang dia respons dan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak.
-Kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak; kemampuan untuk mempelajari materi-materi pelajaran yang abstrak secara luas dan mendalam.
 C.Bahasa
         Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang ia telah belajar banyak dari lingkungan, dan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang berkembang didalam keluarga atau bahasa ibu.
    Dari penjelasan  diatas, dapat disimpulkan bahwa bahasa remaja sangat dipengaruhi oleh pergaulan dengan sesamanya. Oleh karena itu, peran lingkungan keluarga dan sekolah sangat dibutuhkan agar terdapat keseimbangan diantaranya.
  D.Sosio-Emosional
          Tahapan perkembangan moral adalah ukuran dari tinggi rendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya. Tahap-tahap perkembangan moral menurut Lawrence Kohlberg:
-Pra-Konvensional
    Tahap pra-konvensional dari pealaran moral umumnya pada anak-anak, walaupun orang dewasa juga dapat menunjukkan penalaran dalam tahap ini. Tingkat pra-konvensional terdiri dari dua tahapan awal dalam perkembangan moral, dan murni melihat diri dalam bentuk egosentris.
-Konvensional
     Tahap konvensional umumnya ada pada remaja atau dewasa. Orang yang ada pada tahap ini menilai moralitas dari suatu tindakan dengan membandingkannya dengan pandangan dan harapan masyarakat.
-Pasca-Konvensional
      Pada tahap pasca-konvensional, juga dapat dikenal sebagai tingkat yang berprinsip. Kenyataan bahwa individu-individu adalah entitas yang terpisah dari masyarakat kini menjadi semakin jelas. Perspektif seseorang harus dilihat sebelum perspektif masyarakat.
  E.Moral dan Religi
    1.Moral
        Perkembangan moral seorang anak banyak dipengaruhi oleh lingkungannya. Terutama dipengaruhi oleh orang tuanya sebagai berikut:
 a.Konsisten dalam mendidik anak
      Ayah dan ibu harus memiliki sikap dan perlakuan yang sama dalam membolehkan atau melarang anak tingkah laku tertentu kepada anaknya.
 b.Sikap orang tua dalam keluarga
     Memiliki sikap yang penuh kasih sayang, keterbukaan, musyawarah (dialogis) yang sebaiknya harus dimiliki oleh orang tua.
 c.Penghayatan dan pengalaman agama yang dianut
      Orang tua merupakan teladan (panutan) bagi anak, termasuk panutan dalam mengamalkan ajaran agama, maka anak akan mengalami perkembangan moral yang baik.
 d.Sikap konsisten orang tua dalam menerapkan norma
     Apabila orang tua mengajarkan kepada anak  agar berprilaku jujur, bertutur kata yang sopan, bertanggung jawab atau taat beragama, tetapi orang tua sendiri menampilkan prilaku sebaliknya, maka anak akan mengalami konflik pada dirinya dan akan menggunakan ketidak konsistenan orang tua itu sebagai alasan untuk tidak melakukan apa yang diinginkan orang tuanya, bahkan mungkin dia akan berprilaku seperti orang tuanya.
   2.Religi
        Masa remaja adalah masa bergejolaknya bermacam-macam perasaan yang kadang-kadang bertentangan antara satu sama lain, kondisi ini menyebabkan terjadinya perubahan emosi yang begitu cepat dalam diri seorang remaja. Misalnya; ketidak stabilan perasaan remaja kepada Tuhan atau agama. Fitrah beragamamerupakan disposisi (kemampuan dasar) yang kemungkinan berpeluang untuk berkembang. Namun, mengenai arah dan kualitas perkembangan beragama remaja sangat bergantung kepada proses pendidikan yang diterimanya, jiwa beragama atau kesadaran beragama merujuk kepada aspek rohaniah individu yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah yang direfleksikan kedalam peribadatan kepadanya. Kebutuhan remaja akan Allah kadang-kadang tidak terasa ketika remaja dalam keadaan bahagia, aman, dan tentram. Sebaliknya Allah sangat dibutuhkan ketika remaja dalam keadaan sedih, gelisah, takut akan kegelapan, dan merasa berdosa. Jadi, perasaan remaja pada agama bersifat  ambivalensi. Kadang-kadang sangat cinta dan percaya pada Tuhan tetapi, sering juga berubah menjadi acuh tak acuh.

           

Selasa, 17 April 2018

tugas kelompok

 NO
DIPENGARUHI
TINGKAT SD/MI
TINGKAT SMP/MTS
TINGKAT SMA/MA
KETERANGAN
1.
























2.
KELUARGA
























SOSIAL


Peran keluarga dalam usia anak SD  lebih mengacu dalam membentuk perilaku dan kepribadian anak, dalam seusia ini anak lebih mencontoh/ meniru apa yang orang tuanya lakukan dari keluarga inilah baik dan buruknya perilaku dan kepribadian anak terbentuk karena keluarga merupakan aspek pertama dalam mempengaruhi perkembangan anak.








  Perkembangan sosial pada tingkat SD di tandai dengan adanya perluasan hubungan menyesuaikan dirinya dengan teman, lingkungan, dan masyarakat sekitar.







  Pada usia SMP adalah dimana terjadi pergolakan emosi. Keluarga biasanya menjauhkan si anak dari perbuatan buruk atau pergaulan lingkungan yang buruk dengan menanamkan rasa disiplin, mencurahkan kasih sayang, memberikan pengawasan, dan perlindungan anak agar tidak mudah terpengaruh terhadap lingkungan sekitarnya yang dapat mengubah pribadi anak kearah yang negatif. Bertambahnya mental anak bisa menuju ke positif maupun negatif.



   Anak SMP sudah mulai berbaur dengan masyarakat dimana ia tinggal, mereka dituntut untuk mempunyai perilaku sosial yang bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-harinya, artinya sudah mampu untuk ikut aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, menunjukkan perhatian pada masalah sosial yang terjadi dan dapat berlaku sesuai norma dan mampu beradaptasi dengan lingkungan.
  Peran keluarga harus lebih memerhatikan dan lebih tegas agar anak tidak terjerumus dalam hal-hal yang bersifat negatif, jangan terlalu mengekang si anak. Jadi dalam bergaul dia tetap bisa membawa norma-norma dari keluarganya.















  Usia anak SMA terjadi perkembangan sosial yaitu kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik baik menyangkut sifat pribadi, minat, dan nilai-nilai maupun perasaannya. Pemahaman ini mendorong mereka untuk menjalin hubungan sosial yang lebih akrab dengan orang lain, baik melalui jalinan persahabatan maupun percintaan. Ia lebih memilih teman yang memiliki   kualiatas yang sama dengan dirinya menyangkut sikap nilai dan pribadi.

TUGAS KELOMPOK                                                            NAMA KELOMPOK:1.  ASRI FITRIANI
SELASA, 10 APRIL 2018                                                                                        2. BAIQ HERNAWATI

Senin, 16 April 2018

KONSEP DAN TUGAS PERKEMBANGAN BEDASARKAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DO SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH

                                                                         TUGAS KELIMA
                                                                  SABTU, 14  APRIL  2018

NAMA: BAIQ HERNAWATI
NIM: E1B017009
NO.Hp: 085238957116                                             E-MAIL: baiq.hernawati288@gmail.com
BLOG: baiqhernawati.blogspot.co.id

KONSEP DAN TUGAS PERKEMBANGAN BERDASARKAN TAHAPAN PERKEMBANGAN PESERTA  DIDIK DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH
 
A.Pengertian Perkembangan Peserta Didik Pada Usia Sekolah Menengah
            Tugas perkemangan merupakanan  suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila gagal maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya. Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan erat dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama dan hal lainnya sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidup.
B.Sumber Tugas Perkembangan
            Munculnya tugas-tugas perkembangan, bersmber pada faktor-faktor berikut:
a.Kematangan fisik, misalnya;
  -belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki,
  -belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang berbeda pada masa remaja karena   kematangan organ-organ seksual.
b.Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya;
   -belajar membaca,
   -belajar menulis,
   -belajar berhitung,
   -belajar berorganisasi.
c.Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya;
   -memilih pekerjaan,
   -memilih teman hidup.
d.Tuntutan norma agama, misalnya;
  -Taat beribadah kepada Allah SWT,
  -Berbuat baik pada sesama manusia.
B.Tugas-Tugas Perkembangan Peserta Didik
  1.Memperoleh hubungan-hubungan baru dan lebih matang dengan yang sebaya dari kedua jenis kelamin.
  2.Memperoleh peranan sosial dengan jenis kelamin individu.
  3.Menerima fisik dari dan menggunakan badan secara efektif.
  4.Memperoleh kebebasan diri melepaskan ketergantungan diri dari orang tua dan orang dewsa lainnya.
  5.Melakukan pemilihan dan persiapan untuk jabatan.
  6.Memperoleh kebebasan ekonomi.
  7.Persiapan perkawinan dan kehidupan berkeluarga.
  8.Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara yang baik.
  9.Memupuk dan memperoleh prilaku yang dapat dipertanggung jawabkan secara sosial.
 10.Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman berprilaku.
C.Implikasi Tugas Perkembangan Peserta Didik Pada Usia Sekolah Menengah
       Implikasi tugas-tugas perkembangan peserta didik pada usia sekolah menengah dalam penyelenggaraan  pendidikan  memperhatikan banyaknya faktor kehidupan yang berada di lingkungan remaja, maka pemikiran tentang penyelenggaraan pendidikan juga harus memperhatikan faktor-faktor tersebut.  Sekalipun dalam penyelenggaraan pendidikan diakui bahwa tidak mungkin memenuhi tuntutan dan harapan seluruh faktor yang berlaku tersebut.  


Minggu, 08 April 2018

CIRI-CIRI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

TUGAS TAMBAHAN PERTAMA


NAMA: BAIQ HERNAWATI
NIM: E1B017009
NO.HP: 085238957116
E-MAIL:  HYPERLINK "mailto:baiq.hernawati288@gmail.com" baiq.hernawati288@gmail.com
BLOG: baiqhernawati.blogspot.co.id


             SOAL:
   1.Apa perbedaan perkembangan dan pertumbuhan?
   2.Apa ciri-ciri dari perkembangan dan apa ciri-ciri dari pertumbuhan?
           Jawaban:
     Perbedaan Perkembangan dan Pertumbuhan:
   1.Perkembangan adalah suatu proses differensiasi, organogenesis dan diakhiri dengan terbentuknya individu baru yang lebih lengkap dan dewasa. Perkembangan lebih bersifat kualitatif, dimana suatu organism yang sebelumnya masih belum matang dalam sistem reproduksinya (dewasa), menjadi lebih dewasa dan matang dalam sistem reproduksinya sehingga dapat melakukan perkembangbiakan.
    Contoh: Pematangan sel ovum dan sperma pematangan hormon-hormon dalam tubuh.
  -Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya jumlah sel tubuh suatu organisme yangdisertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta tinggi yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali pada keadaan semla). Pertumbuhan lebih bersifat kuantitatif, dimana suatu organisme yang dulunya kecil menjadi lebih besar seiring dengan pertambahan waktu.
     Contoh: Batang tumbuhan yang tadinya 2 cm menjadi 5 cm
                  Bayi yang beratnya 5 kg berubah menjadi 6,5 cm.


   2.                Ciri-Ciri Pertumbuhan:
  -Dapat diukur serta dinyatakan secara kuantitatif (punya nilai yang dapat diukur dengan angka)
  -Perubahan pada ukuran tubuh bersifat irreversibel (tidak dapat kembali seperti semula)
  -Bertambahnya ukuran tubuh (volume, massa dan tinggi)
  -Pertambahan ukuran sel dan pertambahan jumlah sel.
                        Ciri-Ciri Perkembangan:
   -Dinyatakan secara kualitatif, irreversible.
   -Reproduksi secara meiosis.
   -Perubahan bentuk, susunan dan fungsi organ-organ tubuh menuju kedewasaan/kesempurnaan.
   -Proses menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna (kompleks).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DI SATUAN PENDIDIKAN (SMA/MA SMK/MAK )

TUGAS KEEMPAT
SABTU, 07 APRIL 2018
NAMA: BAIQ HERNAWATI
NIM: E1B017009
NO.HP: 085238957116
E-MAIL:baiq.hernawati@gmail.com
BLOG: baiqhernawati.blogspot.co.id

      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik di Satuan Pendidikan Menengah
                                                                   (SMA/MA/SMK/MAK)
       Perkembangan peserta didik ditingkat SMA merupakan perkembangan yang tidak jelas, mengapa karena berada pada masa transisi atau masa anak-anak menuju masa dewasa. Dimasa ini mereka tidak mau dikatakan sebagai anak-anak tapi mereka belum pantas disebut dewasa karena mereka belum siap.
  1.Perkembangan fisik
           Diusia SMA pertumbuhan fisik terjadi sangat pesat.  Tidak hanya pada anggota tubuh tertentu saja tetapi perkembangan seksualitas juga, ada dua ciri seks yaitu seks primer dan seks skunder.
  2.Perkembangan sosial
           Pada usia SMA perkembangan sosial tumbuh dipengaruhi oleh apa yang dilihatnya setiap hari mereka menilai orang yang unik, baik dan juga melihat sifat pribadi. Ini yang mendorong mereka untuk menjalin hubungan sosial dengan orang lain terutama teman sebayanya, pada masa ini juga mereka cenderung mengikuti orang lain. Karakteristik penyesuaian anak SMA di tiga lingkungan yaitu:
  1.Lingkungan keluarga
      a. Menjalin hubungan yang baik dengan keluarga.
      b. Menerima otoritas orang tua.
      c. Menerima tanggung jawab dan batasan-batasan keluarga.
      d. Berusaha untuk membantu keluarga sebagai individu maupun kelompok dalam mencapai tujuan.
  2.Lingkungan sekolah
      a. Bersikap respek dan mau menerima peraturan sekolah.
     b. Berpartisipasi dalam kegiatan sekolah.
     c. Menjalin persahabatan dengan teman-teman disekolah.
     d. Bersikap hormat terhadap guru.
     e. Membantu sekolah dalam merealisasikan tujuan-tujuannya.
  3.Lingkungan masyarakat
     a. Mengakui dan respek terhadap hak-hak orang lain.
     b. Memelihara jalinan persahabatan dengan orang lain.
     c. Bersikap simpati terhadap kesejahteraan orang lain.
     d. Bersikap respek terhadap nilai-nilai, hukum, dan kebijakan-kebijakan masyarakat.
  3. Perkembangan aspek psikomotorik
             Psikomotoik ini berkaitan dengan keterampilan motorik tubuh dan tindakan pserta didik.
Di tingkat SMA ada mata pekerjaan yang banyak berhubungan dengan psikomotorik yaitu pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan , seni budaya, kimia, biologi, dan keterampilan. Dengan kata lain kegiatan belajar yang banyak berhuungan dengan psikomotorik adalah praktik di lapangan dan praktik laboratorium. Peserta didik pada masa SMA sangat mdah terpengarh oleh tingkah laku seseorang, temen,keluarga, dan lingkungan jadi pada masa ini peserta didik harus bener-bener diawasi baik di sekolah maupun di rumah, mereka harus di berikan pelajaran yang berkaitan denga tingkah laku seperti pelajaran agama bimbingan dari guru dan orag tua, lingkngan juga sangat berpengaruh jadi orang tua harus dapat memilih lingkungan yang baik bagi anaknya. Karena pada masa ini anak masih belum dapat menerima apa yang dikatakan oleh orang tua dan gurunya apabila cara memberi tahunya salah sebagai guru dan orang tua harus memberi tahu dengan sedikit halus dan sabar agar mereka apa yang di beritahu,pada masa ini anak sangat rentan terjadi perselisihan baik dengan teman, keluarga bahkan tidak jarang peserta didik berselisih dengan gurunya mengapa demikian karena pada masa ini mereka sedang mencari jati dirinya mereka ingin memperkenalkan bahwa saya paling benar dan hebat meskipun yang diakukan salah. Disinilah peran guru dan orang tua dalam mendidik anak didik mereka karena pada masa transisi ini mereka hanya tau dirinya benar, guru dan orang tua harus ekstra dalam mendidik anak didik mereka demi menjadikan mereka manusia yang berahlak, berilmu dan beriman demi apa yang mereka cita-citakan dan mereka impikan dapat tercapaidan juga sebagai penerus bangsa ini, jadi guru dan orang tua harus member contoh yang baik kepada anak mereka dan mendidik mereka sepenuh hati.perubahan fisik  yang terjadi pada anak SMA merupakan gejala umum perubahan fisik bukan hanya bertambahnya ukran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh tetapi juga meliputi terdapat pada kelimin primer dan sekunder, ini terjadi karena faktor keluarga , gizi, emosi, jenis kelamin dan kesehatan .




Jumat, 30 Maret 2018

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik

TUGAS TIGA
                         SELASA, 27 MARET  2018
                                                             
NAMA: BAIQ HERNAWATI
             NIM: E1B017009
  No.Hp: 085238957116
                                                                                          E-mail:  HYPERLINK "mailto:baiq.hernawati288@gmail.com" baiq.hernawati288@gmail.com
                                                                                              Blog: baiqhernawati.blogspot.co.id

                                Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik
            Pertumbuhan dan perkembangan manusia dipengaruhi oleh pengaruh genetik dan lingkungan. Agaknya memang perlu menguji dampak positif dan negatif dari faktor-faktor berikut ini bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik pada umumnya. Pertama, faktor warisan genetik dan bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi dengan lingkungan pengaruh. Kedua, faktor sosial-ekonomi, termasuk pengaruh pendapatan, perumahan, gizi, pendidikan dan akses ke layanan kesehatan. Ketiga, faktor pengaruh lingkungan global dan lokal, misalnya dampak pencemaran sehingga mengganggu kesehatan.
         Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia dapat dirangkum    seperti berikut ini:
           - Etnis dan agama
         - Warisan genetik
         - Hubungan keluarga
        - Pengalaman pendidikan
        - Kondisi perumahan, dll.
     Berbeda tempat penekanan dalam mengkaji dampak faktor-faktor itu bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Beberapa teori antara lain:
                   Teori                                                                                                          Ahli
  -Genetik dan biologis dan proses perkembangan                                Gesell
  -Pengalaman awal dan tahap-tahap perkembangan                              Freud dan Eriksson
  -Lingkungan dan menyangkal pentingnya tahapan                              Skinner dan Bandura
  - Interaksi antara pengaruh sosial atau kontruktivisme sosial             Vygotsky
  -Tahap perkembangan dan lingkungan                                                    Piaget
         Salah satu faktor rendahnya mutu lulusan adalah belum efektifnya proses proses pembelajaran. Proses pembelajaran selama ini masih terlalu berorientasi terhadap penguasaan teori dan hafalan dalam semua bidang studi yang menyebabkan kemampuan belajar peserta didikmenjadi terhambat. Metode pembelajaran yang terlalu berorientasi pada guru cenderung mengabaikan hak-hak dan kebutuhan, serta pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan, dan mencerdaskan menjadi kurang optimal.
    Pada kelas SD awal cukup tinggi. Kondisi ini menunjukkan bahwa kesiapan memasuki SD masih rendah. Walaupun menunjukkan  kecenderungan yang makin rendah siswa/I SD/MI dan siswa/I SMP/MTS putus sekolah. Makin tinggi jenjang pendidikan makin tinggi angka putus sekolah, sehingga makin rendah angka efisiensi pengelolaan pendidikan. Dilihat dari perspektif gender, angka putus sekolah anak laki-laki memiliki kecenderungan lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan.
     Faktor yang turut berpengaruh terhadap rendahnya efisiensi pendidikan adalah rendahnya kemampuan pengelolaan berbagai masukan pendidikan baik dalam menjalankan proses pembelajaran maupun dalam pengelolaan pendidikan secara keseluruhan, baik pada tingkat satuan pendidikan maupun pada pengelolaan pendidikan yang ada diatasnya. Hal ini dilihat dari lemahnya fungsi supervisi pendidikan, baik yang dilakukan oleh tenaga fungsional seperti pengawas sekolah untuk tingkat SD atau pengawas bidang studi untuk tingkat SMP dan SMA/SMK, maupun supervisi oleh kepala sekolah sebagai manager sekolah. Kelemahan pada aspek perencanaan, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar tidak termonitoring secara efektif oleh para supervisor, sehingga kelemhan-kelemahan pada proses pembelajaran tidak dapat teridentifikasi secara akurat. Pendidikan yang semula menjadi kewenangan pemerintah pusat kemudian dialihkan menjadi kewenangan pemerintah daerah. Pengelolaan pendidikan yang menjadi wewenang pemerintah daerah ini dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen pendidikan, sehingga diharapkan dapat memperbaiki kinerja pendidikan national. Atas dasar permasalahan tersebut, perluasan dan pemerataan pendidikan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat harus ditempatkan pada prioritas tertinggi dalam pembangunan pendidikan. Mutu dan relevansi pendidikan tercermin dari kemampuan membentuk kecakapan lulusan agar dapat menjadi pekerja produktif dengan upah lebih tinggi. Kesempatan pendidikan keahlian, keterampilan dan profesi harus besar dan merata dikaitkan dengan sentra-sentra pengembangan ekonomi industri, pendayagunaan iptek, dan peningkatan kecakapan hidup yang sesuai dengan prinsip belajar sepanjang hayat.



Sabtu, 24 Maret 2018

Konsep perkembangan peserta didik

TUGAS DUA
SELASA 20 MARET 2018
NAMA:BAIQ HERNAWATI
NIM:E1B017009
No Hp:085238957116
E-mail:baiq.hernawati288@gmail.com
Blog:baiqhernawati.blogspot.co.id

Konsep Perkembangan Peserta Didik Mencakup: Pengertian, Prinsip, Pendekatan dan Tahapan Perkembangan Peserta Didik di satuan Pendidikan Sekolah Menengah
Perkembangan peserta didik merupakan proses perubahan peserta didik yang banyak melewati tahap-tahap pendidikan yang tinggi untuk mencapai suatu tujuan pendidikan yang diinginkan tanpa rasa lelah demi suatu cita-cita yang mereka inginkan.
Perkembangan peserta didik dalam satuan pendidikan sekolah menengah ada perubahan-perubahan yang bersifat universal pada masa remaja, yaitu meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikis, perubahan tubuh, perubahan minat, dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial tertentu untuk dimainkannya yang kemudian menimbulkan masalah, berubahnya minat, prilaku, dan nilai-nilai, bersikap mendua (ambivalen) terhadap perubahan. Perubahan-perubahan tersebut akhirnya berdampak pada perkembangan fisik, afektif, dan juga psikomotorik mereka.
1.Perkembangan fisik
          Pada usia anak SMA terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Tidak hanya pada anggota tubuh tertentu tetapi juga proporsi tubuh yang semakin besar. Pada perkembangan seksualitas anak SMA ditandai dua ciri yaitu seks primer dan seks skunder.
        1.Seks primer
                Pada siswa laki-laki SMA ditandai dengan semakin besarnya ukuran testis, pembuluh mani dan kelenjar prostat semakin besar sehingga organ seks semakin matang (lebih matang dari anak SMP). Pada siswi SMA tumbuhnya rahim, vagina, dan ovarium yang semakin matang, hormon-hormon yang diperlukan dalam proses kehamilan dan menstruasi semakin banyak.
         2.Seks skunder
                 Pada siswa laki-laki SMA ditandai dengan tumbuhnya kumis, bulu disekitar kemaluan dan ketiak serta perubahan suara, semakin besarnya jakun. Pada siswi perempuan ditandai dengan tumbuhnya rambut pubik atau bulu disekitar kemaluan dan ketiak, bertambah besarnya buah dada, dan bertambah besarnya pinggul.
2.Perkembangan sosial
          Pada usia anak SMA terjadi perkembangan sosial yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Anak usia SMA memahami orang lain sebagai individu yang unik baik menyangkut sifat pribadi, minat nilai-nilai maupun perasaannya. Pemahaman ini mendorong mereka untuk menjalin hubungan sosial yang lebih akrab dengan orang lain (terutama teman sebaya), baik melalui persahabatan maupun percintaan.
Karakteristik penyesuaian anak SMA di tiga lingkungan adalahsebagai berikut:
         1.Lingkungan keluarga
              - menjalin hubungan yang baik dengan anggota keluarga
               - menerima otoritas orang tua
               - menerima tanggung jawab dan batasan-batasan keluarga
               - berusaha untuk membantu keluarga sebagai individu dalam mencapai tujuan.
           2.Lingkungan sekolah
                 - bersikap respek dan mau menerima peraturan sekolah
                 - berpartisipasi dalam kegiatan sekolah
                 - bersikap hormat terhadap guru, pemimpin sekolah, dan staf  lainnya
                 - membantu sekolah dalam merealisasikan tujuan-tujuannya.
           3.Lingkungan masyarakat
                 - mengakui dan respek terhadap hak-hak orang lain
                 - memelihara jalinan persahabatan dengan orang lain
                 - bersikap simpati terhadap kesejahteraan orang lain
                 - bersikap respek terhadap nilai-nilai, hukum, tradisi, dan kebijakan masyarakat.
3.Perkembangan aspek psikomotorik
        Perkembangan psikomotorik yang dilalui oleh peserta didik SMA memiliki kekhususan antara lain ditandai dengan perubahan-perubahan ukuran tubuh, ciri kelamin yang primer, dan ciri kelamin yang skunder. Perubahan-perubahan tersebut dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu percepatan pertumbuhan dan proses kematangan seksual yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Perubahan-perubahan fisik tersebut merupakan gejala umum dalam pertumbuhan peserta didik SMA.
Prinsip 1: Perkembangan melibatkan perubahan
      Berkembang berarti mengalami perubahan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan secara kuantitatif disebut juga pertumbuhan. Pada pertumbuhan ada peningkatan ukuran maupun struktur atau proporsi tubuh. Perubahan secara kualitatif ditandai dengan adanya perubahan fungsi yang bersifat progresif/maju dan terarah.
Prinsip 2: Pola perkembangan memiliki karakteristik tertentu
      Pola perkembangan, selain mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan, juga terdapat pola-pola perkembangan karakteristik tertentu. Perkembangan bergerak dari tanggapan yang umum menuju yang lebih khusus. Perkembangan pun berlangsung secara berkesinambungan.

Jumat, 16 Maret 2018

Pengantar pendidikan

TUGAS PERTAMA
SABTU 17 MARET 2018
Nama : Baiq Hernawati
NIM : E1B017009
Email :  HYPERLINK "mailto:baiqhernawati46@gmail.com" baiqhernawati46@gmail.com
No Hp : 085238957116
Blog : baiqhernawati.blogspot.co.id


PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DALAM KONTEKS PENDIDIKAN
A.Pengertian perkembangan
      Dalam kehidupan anak terdapat dua proses yang berjalan secara kontinyu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan . Pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya merupakan perubahan, yakni perubahan menuju ke tahap yang lebih tinggi.
          Thonthowi (Desmita, 2008:5) mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan sel-sel. Sedangkan menurut chaplin (Desmita, 2008:5), pertumbuhan adalah pertambahan atau kenaikan dalam ukuran bagian-bagian tubuh sebagai suatu keseluruhan. Lebih jauh dijelaskan pula bahwa pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat dalam perjalanan waktu tertentu.
     Dari beberapa pengertian di atas, dapat dipahami bahwa istilah pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, jantung, dan sebagainya.
     Adapun penjelasan yang lebih rinci tentang perubahan yang dimaksud sebagai perkembangan, disebutkan dalam budiamin, (2009:2-3) yaitu: (1) perubahan yang berakar pada unsur biologis; (2) mencakup perubahan struktur maupun fungsi; (3) bersifat terpola, teratur, terorganisasi, dan dapat diprediksi; (4) meskipun bersifat terpola, perkembangan juga bisa bersifat unik bagi setiap individu; (5) terjadi secara bertahap dalam jangka waktu yang relatif lama; dan (6) berlangsung sepanjang hayat mulai dari masa konsepsi hingga meninggal dunia.
     Yusuf (2005:15) mengemukakan pengertian perkembangan, yaitu perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai akhir hayat. Sementara itu, Agustiani (2006:27) berpendapat bahwa dalam perspektif perkembangan sepanjang rentang kehidupan, perkembangan dilihat sebagai pola-pola ganda yang meliputi perubahan terhadap tingkah laku dan individu yang berbeda pada kurun waktu yang berbeda pula.

B. Pengertian Peserta Didik
     Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbaga sudut pandang. Sunarto dan Hartono (2006:2) beranggapan bahwa dalam kaitannya dengan kepentingan pendidikan, akan lebih ditekankan hakikat manusia sebagai kesatuan makhluk sosial, kesatuan jasmani dan rohani, dan makhluk tuhan dengan menempatkan hidupnya di dunia sebagai persiapan untuk kehidupan di akhirat.
     Menurut kamus Echols dan Shadaly (Sunarto dan Hartono, 2006:2), individu adalah kata benda dari individuap yang berarti orang atau perseorangan. Sedangkan dalam webster’s yang masih dikutip oleh Sunarto dan Hartono (2006:2), berarti individu tidak dapat dibagi, tidak dapat dipisahkan, serta keberadaannya sebagai makhluk yang tunggal dan khas.
     Sesuai dengan kutipan-kutipan ditas, dapat dinyatakan bahwa peserta didik adalah inividu dalam arti makhluk sosial dan makhluk yang berhubungan dengan tuhan dalam kesatuan jasmani dan rohani, serta berada dalam suatu system pendidikan guna mengembangkan potensi dirinya dalam mencapai perkembangan yang diinginkan.
C. Pengertian Pendidikan
     Pendidikan pada dasarnya merupakan sesuatu yang merupakan diperoleh oleh setiap individu sesuai dengan hak asasi manusia untuk keberlangsungan kehidupannya. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, oleh sebab itu banyak gagasan yang dikemukakan oleh para ahli tentang pendidikan. Demikian Dewey menegaskan pemikirannya tentang Pendidikan. Dengan demikian, menurutnya umur pendidikan sama dengan keberadaan manusia di muka bumi ini.
     Pendapat lain mengatakan bahwa Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan mereka menuju kea rah kedewasaan agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat (Purwanto, 2006:8).