Jumat, 30 Maret 2018

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik

TUGAS TIGA
                         SELASA, 27 MARET  2018
                                                             
NAMA: BAIQ HERNAWATI
             NIM: E1B017009
  No.Hp: 085238957116
                                                                                          E-mail:  HYPERLINK "mailto:baiq.hernawati288@gmail.com" baiq.hernawati288@gmail.com
                                                                                              Blog: baiqhernawati.blogspot.co.id

                                Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik
            Pertumbuhan dan perkembangan manusia dipengaruhi oleh pengaruh genetik dan lingkungan. Agaknya memang perlu menguji dampak positif dan negatif dari faktor-faktor berikut ini bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik pada umumnya. Pertama, faktor warisan genetik dan bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi dengan lingkungan pengaruh. Kedua, faktor sosial-ekonomi, termasuk pengaruh pendapatan, perumahan, gizi, pendidikan dan akses ke layanan kesehatan. Ketiga, faktor pengaruh lingkungan global dan lokal, misalnya dampak pencemaran sehingga mengganggu kesehatan.
         Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia dapat dirangkum    seperti berikut ini:
           - Etnis dan agama
         - Warisan genetik
         - Hubungan keluarga
        - Pengalaman pendidikan
        - Kondisi perumahan, dll.
     Berbeda tempat penekanan dalam mengkaji dampak faktor-faktor itu bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Beberapa teori antara lain:
                   Teori                                                                                                          Ahli
  -Genetik dan biologis dan proses perkembangan                                Gesell
  -Pengalaman awal dan tahap-tahap perkembangan                              Freud dan Eriksson
  -Lingkungan dan menyangkal pentingnya tahapan                              Skinner dan Bandura
  - Interaksi antara pengaruh sosial atau kontruktivisme sosial             Vygotsky
  -Tahap perkembangan dan lingkungan                                                    Piaget
         Salah satu faktor rendahnya mutu lulusan adalah belum efektifnya proses proses pembelajaran. Proses pembelajaran selama ini masih terlalu berorientasi terhadap penguasaan teori dan hafalan dalam semua bidang studi yang menyebabkan kemampuan belajar peserta didikmenjadi terhambat. Metode pembelajaran yang terlalu berorientasi pada guru cenderung mengabaikan hak-hak dan kebutuhan, serta pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan, dan mencerdaskan menjadi kurang optimal.
    Pada kelas SD awal cukup tinggi. Kondisi ini menunjukkan bahwa kesiapan memasuki SD masih rendah. Walaupun menunjukkan  kecenderungan yang makin rendah siswa/I SD/MI dan siswa/I SMP/MTS putus sekolah. Makin tinggi jenjang pendidikan makin tinggi angka putus sekolah, sehingga makin rendah angka efisiensi pengelolaan pendidikan. Dilihat dari perspektif gender, angka putus sekolah anak laki-laki memiliki kecenderungan lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan.
     Faktor yang turut berpengaruh terhadap rendahnya efisiensi pendidikan adalah rendahnya kemampuan pengelolaan berbagai masukan pendidikan baik dalam menjalankan proses pembelajaran maupun dalam pengelolaan pendidikan secara keseluruhan, baik pada tingkat satuan pendidikan maupun pada pengelolaan pendidikan yang ada diatasnya. Hal ini dilihat dari lemahnya fungsi supervisi pendidikan, baik yang dilakukan oleh tenaga fungsional seperti pengawas sekolah untuk tingkat SD atau pengawas bidang studi untuk tingkat SMP dan SMA/SMK, maupun supervisi oleh kepala sekolah sebagai manager sekolah. Kelemahan pada aspek perencanaan, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar tidak termonitoring secara efektif oleh para supervisor, sehingga kelemhan-kelemahan pada proses pembelajaran tidak dapat teridentifikasi secara akurat. Pendidikan yang semula menjadi kewenangan pemerintah pusat kemudian dialihkan menjadi kewenangan pemerintah daerah. Pengelolaan pendidikan yang menjadi wewenang pemerintah daerah ini dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen pendidikan, sehingga diharapkan dapat memperbaiki kinerja pendidikan national. Atas dasar permasalahan tersebut, perluasan dan pemerataan pendidikan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat harus ditempatkan pada prioritas tertinggi dalam pembangunan pendidikan. Mutu dan relevansi pendidikan tercermin dari kemampuan membentuk kecakapan lulusan agar dapat menjadi pekerja produktif dengan upah lebih tinggi. Kesempatan pendidikan keahlian, keterampilan dan profesi harus besar dan merata dikaitkan dengan sentra-sentra pengembangan ekonomi industri, pendayagunaan iptek, dan peningkatan kecakapan hidup yang sesuai dengan prinsip belajar sepanjang hayat.



Sabtu, 24 Maret 2018

Konsep perkembangan peserta didik

TUGAS DUA
SELASA 20 MARET 2018
NAMA:BAIQ HERNAWATI
NIM:E1B017009
No Hp:085238957116
E-mail:baiq.hernawati288@gmail.com
Blog:baiqhernawati.blogspot.co.id

Konsep Perkembangan Peserta Didik Mencakup: Pengertian, Prinsip, Pendekatan dan Tahapan Perkembangan Peserta Didik di satuan Pendidikan Sekolah Menengah
Perkembangan peserta didik merupakan proses perubahan peserta didik yang banyak melewati tahap-tahap pendidikan yang tinggi untuk mencapai suatu tujuan pendidikan yang diinginkan tanpa rasa lelah demi suatu cita-cita yang mereka inginkan.
Perkembangan peserta didik dalam satuan pendidikan sekolah menengah ada perubahan-perubahan yang bersifat universal pada masa remaja, yaitu meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikis, perubahan tubuh, perubahan minat, dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial tertentu untuk dimainkannya yang kemudian menimbulkan masalah, berubahnya minat, prilaku, dan nilai-nilai, bersikap mendua (ambivalen) terhadap perubahan. Perubahan-perubahan tersebut akhirnya berdampak pada perkembangan fisik, afektif, dan juga psikomotorik mereka.
1.Perkembangan fisik
          Pada usia anak SMA terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Tidak hanya pada anggota tubuh tertentu tetapi juga proporsi tubuh yang semakin besar. Pada perkembangan seksualitas anak SMA ditandai dua ciri yaitu seks primer dan seks skunder.
        1.Seks primer
                Pada siswa laki-laki SMA ditandai dengan semakin besarnya ukuran testis, pembuluh mani dan kelenjar prostat semakin besar sehingga organ seks semakin matang (lebih matang dari anak SMP). Pada siswi SMA tumbuhnya rahim, vagina, dan ovarium yang semakin matang, hormon-hormon yang diperlukan dalam proses kehamilan dan menstruasi semakin banyak.
         2.Seks skunder
                 Pada siswa laki-laki SMA ditandai dengan tumbuhnya kumis, bulu disekitar kemaluan dan ketiak serta perubahan suara, semakin besarnya jakun. Pada siswi perempuan ditandai dengan tumbuhnya rambut pubik atau bulu disekitar kemaluan dan ketiak, bertambah besarnya buah dada, dan bertambah besarnya pinggul.
2.Perkembangan sosial
          Pada usia anak SMA terjadi perkembangan sosial yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Anak usia SMA memahami orang lain sebagai individu yang unik baik menyangkut sifat pribadi, minat nilai-nilai maupun perasaannya. Pemahaman ini mendorong mereka untuk menjalin hubungan sosial yang lebih akrab dengan orang lain (terutama teman sebaya), baik melalui persahabatan maupun percintaan.
Karakteristik penyesuaian anak SMA di tiga lingkungan adalahsebagai berikut:
         1.Lingkungan keluarga
              - menjalin hubungan yang baik dengan anggota keluarga
               - menerima otoritas orang tua
               - menerima tanggung jawab dan batasan-batasan keluarga
               - berusaha untuk membantu keluarga sebagai individu dalam mencapai tujuan.
           2.Lingkungan sekolah
                 - bersikap respek dan mau menerima peraturan sekolah
                 - berpartisipasi dalam kegiatan sekolah
                 - bersikap hormat terhadap guru, pemimpin sekolah, dan staf  lainnya
                 - membantu sekolah dalam merealisasikan tujuan-tujuannya.
           3.Lingkungan masyarakat
                 - mengakui dan respek terhadap hak-hak orang lain
                 - memelihara jalinan persahabatan dengan orang lain
                 - bersikap simpati terhadap kesejahteraan orang lain
                 - bersikap respek terhadap nilai-nilai, hukum, tradisi, dan kebijakan masyarakat.
3.Perkembangan aspek psikomotorik
        Perkembangan psikomotorik yang dilalui oleh peserta didik SMA memiliki kekhususan antara lain ditandai dengan perubahan-perubahan ukuran tubuh, ciri kelamin yang primer, dan ciri kelamin yang skunder. Perubahan-perubahan tersebut dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu percepatan pertumbuhan dan proses kematangan seksual yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Perubahan-perubahan fisik tersebut merupakan gejala umum dalam pertumbuhan peserta didik SMA.
Prinsip 1: Perkembangan melibatkan perubahan
      Berkembang berarti mengalami perubahan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan secara kuantitatif disebut juga pertumbuhan. Pada pertumbuhan ada peningkatan ukuran maupun struktur atau proporsi tubuh. Perubahan secara kualitatif ditandai dengan adanya perubahan fungsi yang bersifat progresif/maju dan terarah.
Prinsip 2: Pola perkembangan memiliki karakteristik tertentu
      Pola perkembangan, selain mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan, juga terdapat pola-pola perkembangan karakteristik tertentu. Perkembangan bergerak dari tanggapan yang umum menuju yang lebih khusus. Perkembangan pun berlangsung secara berkesinambungan.

Jumat, 16 Maret 2018

Pengantar pendidikan

TUGAS PERTAMA
SABTU 17 MARET 2018
Nama : Baiq Hernawati
NIM : E1B017009
Email :  HYPERLINK "mailto:baiqhernawati46@gmail.com" baiqhernawati46@gmail.com
No Hp : 085238957116
Blog : baiqhernawati.blogspot.co.id


PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DALAM KONTEKS PENDIDIKAN
A.Pengertian perkembangan
      Dalam kehidupan anak terdapat dua proses yang berjalan secara kontinyu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan . Pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya merupakan perubahan, yakni perubahan menuju ke tahap yang lebih tinggi.
          Thonthowi (Desmita, 2008:5) mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan sel-sel. Sedangkan menurut chaplin (Desmita, 2008:5), pertumbuhan adalah pertambahan atau kenaikan dalam ukuran bagian-bagian tubuh sebagai suatu keseluruhan. Lebih jauh dijelaskan pula bahwa pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat dalam perjalanan waktu tertentu.
     Dari beberapa pengertian di atas, dapat dipahami bahwa istilah pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, jantung, dan sebagainya.
     Adapun penjelasan yang lebih rinci tentang perubahan yang dimaksud sebagai perkembangan, disebutkan dalam budiamin, (2009:2-3) yaitu: (1) perubahan yang berakar pada unsur biologis; (2) mencakup perubahan struktur maupun fungsi; (3) bersifat terpola, teratur, terorganisasi, dan dapat diprediksi; (4) meskipun bersifat terpola, perkembangan juga bisa bersifat unik bagi setiap individu; (5) terjadi secara bertahap dalam jangka waktu yang relatif lama; dan (6) berlangsung sepanjang hayat mulai dari masa konsepsi hingga meninggal dunia.
     Yusuf (2005:15) mengemukakan pengertian perkembangan, yaitu perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai akhir hayat. Sementara itu, Agustiani (2006:27) berpendapat bahwa dalam perspektif perkembangan sepanjang rentang kehidupan, perkembangan dilihat sebagai pola-pola ganda yang meliputi perubahan terhadap tingkah laku dan individu yang berbeda pada kurun waktu yang berbeda pula.

B. Pengertian Peserta Didik
     Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbaga sudut pandang. Sunarto dan Hartono (2006:2) beranggapan bahwa dalam kaitannya dengan kepentingan pendidikan, akan lebih ditekankan hakikat manusia sebagai kesatuan makhluk sosial, kesatuan jasmani dan rohani, dan makhluk tuhan dengan menempatkan hidupnya di dunia sebagai persiapan untuk kehidupan di akhirat.
     Menurut kamus Echols dan Shadaly (Sunarto dan Hartono, 2006:2), individu adalah kata benda dari individuap yang berarti orang atau perseorangan. Sedangkan dalam webster’s yang masih dikutip oleh Sunarto dan Hartono (2006:2), berarti individu tidak dapat dibagi, tidak dapat dipisahkan, serta keberadaannya sebagai makhluk yang tunggal dan khas.
     Sesuai dengan kutipan-kutipan ditas, dapat dinyatakan bahwa peserta didik adalah inividu dalam arti makhluk sosial dan makhluk yang berhubungan dengan tuhan dalam kesatuan jasmani dan rohani, serta berada dalam suatu system pendidikan guna mengembangkan potensi dirinya dalam mencapai perkembangan yang diinginkan.
C. Pengertian Pendidikan
     Pendidikan pada dasarnya merupakan sesuatu yang merupakan diperoleh oleh setiap individu sesuai dengan hak asasi manusia untuk keberlangsungan kehidupannya. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, oleh sebab itu banyak gagasan yang dikemukakan oleh para ahli tentang pendidikan. Demikian Dewey menegaskan pemikirannya tentang Pendidikan. Dengan demikian, menurutnya umur pendidikan sama dengan keberadaan manusia di muka bumi ini.
     Pendapat lain mengatakan bahwa Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan mereka menuju kea rah kedewasaan agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat (Purwanto, 2006:8).