Jumat, 16 Maret 2018

Pengantar pendidikan

TUGAS PERTAMA
SABTU 17 MARET 2018
Nama : Baiq Hernawati
NIM : E1B017009
Email :  HYPERLINK "mailto:baiqhernawati46@gmail.com" baiqhernawati46@gmail.com
No Hp : 085238957116
Blog : baiqhernawati.blogspot.co.id


PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DALAM KONTEKS PENDIDIKAN
A.Pengertian perkembangan
      Dalam kehidupan anak terdapat dua proses yang berjalan secara kontinyu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan . Pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya merupakan perubahan, yakni perubahan menuju ke tahap yang lebih tinggi.
          Thonthowi (Desmita, 2008:5) mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan sel-sel. Sedangkan menurut chaplin (Desmita, 2008:5), pertumbuhan adalah pertambahan atau kenaikan dalam ukuran bagian-bagian tubuh sebagai suatu keseluruhan. Lebih jauh dijelaskan pula bahwa pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat dalam perjalanan waktu tertentu.
     Dari beberapa pengertian di atas, dapat dipahami bahwa istilah pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, jantung, dan sebagainya.
     Adapun penjelasan yang lebih rinci tentang perubahan yang dimaksud sebagai perkembangan, disebutkan dalam budiamin, (2009:2-3) yaitu: (1) perubahan yang berakar pada unsur biologis; (2) mencakup perubahan struktur maupun fungsi; (3) bersifat terpola, teratur, terorganisasi, dan dapat diprediksi; (4) meskipun bersifat terpola, perkembangan juga bisa bersifat unik bagi setiap individu; (5) terjadi secara bertahap dalam jangka waktu yang relatif lama; dan (6) berlangsung sepanjang hayat mulai dari masa konsepsi hingga meninggal dunia.
     Yusuf (2005:15) mengemukakan pengertian perkembangan, yaitu perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai akhir hayat. Sementara itu, Agustiani (2006:27) berpendapat bahwa dalam perspektif perkembangan sepanjang rentang kehidupan, perkembangan dilihat sebagai pola-pola ganda yang meliputi perubahan terhadap tingkah laku dan individu yang berbeda pada kurun waktu yang berbeda pula.

B. Pengertian Peserta Didik
     Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbaga sudut pandang. Sunarto dan Hartono (2006:2) beranggapan bahwa dalam kaitannya dengan kepentingan pendidikan, akan lebih ditekankan hakikat manusia sebagai kesatuan makhluk sosial, kesatuan jasmani dan rohani, dan makhluk tuhan dengan menempatkan hidupnya di dunia sebagai persiapan untuk kehidupan di akhirat.
     Menurut kamus Echols dan Shadaly (Sunarto dan Hartono, 2006:2), individu adalah kata benda dari individuap yang berarti orang atau perseorangan. Sedangkan dalam webster’s yang masih dikutip oleh Sunarto dan Hartono (2006:2), berarti individu tidak dapat dibagi, tidak dapat dipisahkan, serta keberadaannya sebagai makhluk yang tunggal dan khas.
     Sesuai dengan kutipan-kutipan ditas, dapat dinyatakan bahwa peserta didik adalah inividu dalam arti makhluk sosial dan makhluk yang berhubungan dengan tuhan dalam kesatuan jasmani dan rohani, serta berada dalam suatu system pendidikan guna mengembangkan potensi dirinya dalam mencapai perkembangan yang diinginkan.
C. Pengertian Pendidikan
     Pendidikan pada dasarnya merupakan sesuatu yang merupakan diperoleh oleh setiap individu sesuai dengan hak asasi manusia untuk keberlangsungan kehidupannya. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, oleh sebab itu banyak gagasan yang dikemukakan oleh para ahli tentang pendidikan. Demikian Dewey menegaskan pemikirannya tentang Pendidikan. Dengan demikian, menurutnya umur pendidikan sama dengan keberadaan manusia di muka bumi ini.
     Pendapat lain mengatakan bahwa Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan mereka menuju kea rah kedewasaan agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat (Purwanto, 2006:8).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar